PEMANFAATAN BLOG
SEBAGAI MEDIA E-LEARNING
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS GURU DAN SISWA
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Munculnya e-learning berdampak
besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia
pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar
merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas
konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis.
Para pendidik merasakan
dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang
digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang
disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga
diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk
digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang
disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien.
Fungsi inilah yang akan kita manfaatkan sebagai
media e-learning (pembelajaran
elektronik). e-learning adalah
sarana pembelajaran interaktif, dimana para guru dan siswa
dapat berkomunikasi dengan menggunakan media internet. Yaitu dengan cara mewajibkan setiap guru untuk
memiliki sebuah blog. Dengan demikian, setiap tugas-tugas dan materi akan
diunggah ke blog yang nantinya bisa dengan mudah diakses dan diunduh oleh siswa. Selain itu siswa juga bisa
mengungkapkan keluh kesahnya di dalam blog tersebut melalui kotak komentar.
Makalah ini bertujuan merumuskan konsep untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan guru disekolah. Konsep tersebut ditunjang oleh teori penerapan e-learning atau pembelajaran elektronik. Gagasan ini ditulis dengan analisis dari beberapa permasalahan yang
terjadi di sekolah-sekolah di indonesia. Yaitu penggunaan modul konvensional
yang kurang maksimal. Selain itu
untuk mengurangi beban biaya yang ditanggung sekolah dan siswa yang harus
membeli modul, sedangkan bagi sekolah penerima dana bos tidak diperkenankan
pembelian modul. Sebagai catatan, pemerintah telah mencanangkan wajib belajar
12 tahun mulai tahun 2012 nanti. Sehingga modul dapat dibuat oleh guru
masing-masing mata pelajaran dan bisa diakses atau diunduh oleh siswa secara
gratis.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa
rendahnya kualitas guru saat
ini terjadi karena guru hanya berpegangan pada modul yang sumbernya
(penulisnya) belum diketahui secara jelas kualitasnya serta kurang mengusainya
guru pada modul yang dipakai. Sehingga dengan pembuatan modul sendiri oleh guru
yang bersangkutan akan lebih maksimal penyampaian materi oleh guru didalam
kelas karena disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
2.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kondisi model pembelajaran saat ini?
2. Bagaimana
model pembelajaran modern yang lebih baik dari sebelumnya?
3. Siapa
saja pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan model pembelajaran blog?
4. Bagaimana
langkah-langkah untuk mengimplementasikan model pembelajaran blog?
3.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui kondisi model pembelajaran saat ini.
2. Untuk
mengetahui model pembelajaran modern yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Untuk
mengetahui pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan model pembelajaran blog.
4. Untuk
mengetahui langkah-langkah untuk mengimplementasikan model pembelajaran blog.
B.
PEMBAHASAN
1.
Kondisi
Model Pembelajaran Saat Ini
Saat ini, masih banyak digunakan model-model
pembelajaran konvensional di ranah pendidikan kita. Model pembelajaran
konvensional didalamnya meliputi berbagai metode yang berpusat pada guru.
Metode-metode tersebut meliputi ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode
ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa
bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan
media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah
merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum
merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori. Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah
sering digunakan.
a.
Metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
b.
Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya,
materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya
oleh guru dalam waktu yang singkat.
c.
Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan.
d.
Guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e.
Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping beberapa
kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.
Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari
ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b.
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c.
Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang
baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
d.
Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah
seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Pada metode ini bahan
atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan
secara langsung kepada siswa, matari pembelajaran ditemukan dan diorganisir
oleh siswa sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil
belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. Secara umum ada dua
jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok.
Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya
diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa
dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses
pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa
submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses
diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok. Ada beberapa kelebihan metode
diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
a. Dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih
untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih
siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping
itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan,
diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Sering terjadi
pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
b.
Terkadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
c.
Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang terkadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d.
Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau
siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik secara langsung antara guru.
2.
Model Pembelajaran Modern
Metode atau model
pembelajaran merupakan factor penting dalam keberhasilan suatu proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran modern tidak hanya guru yang dituntut untuk
aktif, namun keaktifan siswa lebih diutamakan. Upaya yang dilakukan oleh beberapa ahli dan perguruan tinggi di indonesia adalah
penerapan pembelajaran elektronik di sekolah. Hal ini terjadi untuk meningkatkan
kualitas guru dan siswa.
Ø Sistem Pembelajaran elektronik
Sistem pembelajaran elektronik (Inggris:
Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan e-learning,
peserta ajar (learner atau murid)
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari
seorang guru secara langsung. E-learning
juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja
menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
E-learning
telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi,
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik
dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Ø Model
Pembelajaran On-Line
Ada dua model pengem-bangan materi pembelajaran
on-line. Pada model pertama, dosen mem-bangun materi dengan komputernya sendiri
dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan
dipelajari secara off-line dengan cara down-load dari internet atau dari
rekaman CD yang dibagikan.
Pada model kedua, guru membangun materi pembelajaran dengan fasilitas pengembangan
materi secara on-line (melalui blog).
Materi pembelajaran diunggah
kedalam blog sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh di blog. Siswa hanya bisa mengikuti pembelajaran secara utuh melalui blog yang sama secara on-line.
Dengan model ini, distribusi off-line hanya bisa dilakukan setelah
pengem-bangan materi pembelajaran
selesai seluruhnya atau bab per bab.
Sistem pembelajaran on-line yang paling rumit adalah
penye-lenggaraan ujian. Umumnya ujian masih harus dilakukan secara tradi-sionil
atau konvensional, belum ditemukan cara pelak-sanaan ujian yang efektif
(Prastowo, 2004). Sifat ujian adalah untuk menguji siswa secara individu
sehingga pemakaian jaringan internet akan memberi kemudahan pada siswa untuk
berkomunikasi satu sama lain sehingga hasil evalusi dapat menjadi bias. Namun,
ujian on-line dapat digunakan kalau bentuk ujian tersebut adalah penyusunan
makalah dengan suatu tema yang ditetapkan guru. Akan lebih menarik jika tema itu dapat bervariasi tiap siswa
atau dalam setiap kelompok yang berbeda. Bentuk ujian seperti ini tentulah
ujian take home dan bukan ujian di kelas.
Berkaitan dengan pembelajaran on-line (e-learning), banyak
informasi yang dapat digali dari internet, misalnya situs yang beralamat di
http://www.e-learningguru.com/links.htm yang menyajikan situs-situs e-learning
yang telah dikelompokkan.
Ø Pengaruh E-Learning Bagi Pendidikan Sekolah
Munculnya e-learning berdampak besar pada
dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan
pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Apabila dibandingkan
pendidikan konvensional, dalam
prosesnya e-learning sebagai
media distance learning menciptakan
paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat "fasilitator"
dan siswa sebagai "peserta aktif" dalam proses belajar-mengajar.
Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik,
menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif
berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang
sekali ditemui distance learning yang
seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan e-learning atau online
learning. E-learning
hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti
pendidikan. Seringkali pendidikan jarak jauh dihubungi mengenai kolaborasi
terhadap membuat situs e-learning,
seringkali pula e-learning
dihubung-hubungkan dengan pembelajaran berbasis TIK. Padahal e-learning bukanlah satu-satunya solusi
untuk pembelajaran distance learning
ataupun pembelajaran berbasiskan TIK. E-learning
hanyalah salah satu teknologi dari sekian banyak teknologi pendidikan. Sebagai
salah satu teknologi pendidikan, maka mutu akhirnya 100% tergantung mutu konten
dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalaupun
berhasil atau gagal tergantung konten dan proses pengajaran, bukan teknologinya
(Philip R. : 2007).
Strategi
e-learning
merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi. Setiap guru
mata pelajaran akan memiliki blog tersendiri sebagai media e-learning yang
murah karena bersifat gratis. Dan setiap siswa dapat mengakses semua materi
yang akan dan pernah diajarkan. Strategi ini bisa menjadi pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi
siswa dan guru. Karena kedua pihak dituntut berkreatifitas untuk
menciptakan variasi-variasi pembelajaran yang bermacam-macam sehingga pelajaran
tidak berkesan monoton, semu, dan abstrak.
3.
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan
model pembelajaran blog
1. Pemerintah
melalui sekolah
Sarana dan
prasarana sangat penting untuk menciptakan pembelajaran berbasis E-Learning melalui blog, oleh karena itu, pihak penyelenggara pendidikan, dalam hal
ini pemerintah melalui sekolah, dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk
mengakses Internet di tiap sekolah.
Penyediaan
fasilitas ini bertujuan agar para pelaku pendidikan dapat memiliki kesempatan
yang sama untuk mengakses Internet. Fasilitas tersebut dapat berupa perangkat
komputer, paket instalasi jaringan komputer, serta panduan pelaksanaan teknis
yang dapat berupa seminar atau workshop. Hal tersebut bertujuan agar Internet
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Penyediaan layanan Internet di sekolah sangat penting untuk dilakukan dalam
rangka mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi (Salma dan Siregar, 2008).
2. Guru
Peran guru dalam
membangun kultur pembelajaran e-learning melaui blog sangatlah penting. Disini guru
dituntut untuk menguasai pembuatan dan pengoperasian blog serta menyediakan
materi-materi pembelajaran sekreatif mungkin sehingga siswa yang bersangkutan
selalu tertarik untuk mengikuti semua materi yang diajarkan.
Guru juga bisa
mendampingi siswa dalam memperkenalkan blog yang nantinya juga akan dimanfaatkan
siswa untuk berbagi informasi tentang segala hal.
3. Siswa
Siswa merupakan
pihak yang sangat penting dalam menunjang pembelajaran elektronik berbasis blog
ini, hal ini karena sebagian besar pengguna Internet di Indonesia adalah
orang-orang dalam usia muda, lebih khusus lagi dalam usia remaja yang masih
banyak duduk di bangku sekolah.
Saat mengakses
Internet, banyak aktivitas yang dilakukan oleh para siswa, seperti mengirim dan
menerima e-mail, chating atau mengobrol lewat Internet, dan yang paling sering
dilakukan adalah membuka situs-situs Internet, seperti penyedia layanan unduh
lagu, film, software, e-book dan lain
sebagainya yang sebenarnya sebagian besar dibangun menggunakan jasa layanan
blog gratis seperti wordpress, blogger dan masih banyak lagi.
Sehingga jika para
siswa ini sudah digiring untuk melakukan aktifitas download dan sharing yang
berdasarkan pendidikan maka akan semakin banyak materi pendidikan yang ada di
Internet dan dapat digunakan untuk memperkaya khasanah pendidikan di Indonesia.
4.
Langkah-langkah mengimplementasikan model
pembelajaran blog
Terdapat beberapa
langkah pelaksanaan yang digunakan oleh para guru dan siswa dalam memanfaatkan blog
sebagai media pembelajaran alternatif dalam rangka menciptakan variasi belajar
pada siswa. Metode ini menekankan peran guru, sebagai fasilitator pembelajaran,
aktif menulis dan mencari sumber informasi dari berbagai sumber, dan peran
siswa sebagai pembelajar. Adapun langkah-langkah dalam memanfaatkan blog dalam meningkatkan
kualitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama: Pengenalan blog pada guru
Pembelajaran dengan memanfaatkan blog sebagai
medianya sangat mungkin untuk diterapkan pada sekolah. Seorang guru yang
memegang mata pelajaran harus memiliki akun blog dahulu agar bias menggunakan
fasilitas blog yang telah tersedia. Blog sendiri bersifat gratis dan siap
pakai. Banyak sekali fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh blog seperti
kotak komentar, tempat posting dan lain sebagainya. Dalam pembuatan blog
tidaklah diperlukan waktu yang lama.bahkan tidak sampai 2 jam nuntuk membuat 1
blog.
Hal inilah yang harus diketahui dan dimanfaatkan oleh
guru. Pemerintah melalui sekolah akan mengadakan seminar atau workshop tentang pembuatan
dan penggunaan/pemanfaatan blog.sehingga nantinya setiap guru akan mempunyai
satu blog tersendiri yang akan diisi dengan materi-materi dalam bentuk tulisan
maupun e-book yang bias di unduh oleh siswa dan semua orang.
Langkah Kedua: Pemanfaatan blog oleh siswa dan guru
Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas komputer
dan Internet, atau bagi sekolah yang berada di kota-kota besar sehingga para
siswa dan gurunya lebih sering mengakses Internet, metode kedua ini sangat
tepat untuk diterapkan. Karena siswa-siswa dan guru memiliki kesempatan lebih
banyak untuk menggunakan Internet, para siswa dan guru ini seharusnya mampu
mengelola blog dengan baik.
Kelebihan yang cukup signifikan dari metode kedua ini
dibandingkan dengan metode pertama adalah bahwa para siswa akan memiliki
semangat yang lebih dalam berkompetisi dengan teman-temannya. Bahkan bukan
hanya siswa yang akan berkompetisi, gurupun akan saling berkompetisi dengan
guru lain untuk menyediakan berbagai materi yang dikemas semenarik mungkin.
Siswa dan gurupun bisa saling berkomunikasi secara tak langsung dengan kotak
komentar. Bahkan guru lain yang memiliki blog pun bisa bertukar link untuk
saling berbagi informasi.
Setiap materi yang akan disajikan dikelas diunggah
oleh guru sehingga bisa diunduh siswa kapanpun untuk belajar. Selain materi
pembelajaran, soal-soal atau tugaspun juga bisa di postingkan oleh guru yang
akan dengan mudah diakses siswa. Untuk pembelajaran didalam kelaspun bisa
dikurangi jam belajarnya namun bobot materi yang diajarkan tetap. Untuk
mengejar materi yang memang banyak, bisa dituangkan lewat blog juga. Sehingga pembelajaran
lebih berkesan, menarik, maksimal dan mudah dipahami karena dibuat menyesuaikan
kemampuan rata-rata siswanya.
C. PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pemanfaatan blog
sebagai media e-learning untuk peningkatan kualitas guru dan siswa ini memanfaatkan
fungsi blog yang tersedia secara gratis di dunia maya secara bebas dalam bidang
pendidikan.
Peningkatan kualitas guru dan
siswa akan tercapai ketika guru diuji dengan kreatifitasnya dalam meninyajikan
materi semenarik mungkin. Sedangkan peningkatan kualitas siswa akan tercapai
ketika siswa tertarik dan selalu penasaran dengan materi-materi yang disediakan
oleh guru. Sehingga kemauan untuk belajar siswa akan meningkat.
Adapun
langkah-langkah dalam memanfaatkan blog dalam meningkatkan kualitas siswa dan
guru adalah sebagai berikut:
1.
Diadakannya training, workshop, atau seminar oleh pemerintah melalui
sekolah tentang pengenalan dan pembuatan blog kepada seluruh guru .
2.
Diadakannya pelatihan pembuatan materi yang menarik dan kreatif kepada
guru
3.
Pengenalan blog kepada siswa oleh sekolah
4.
Penyediaan fasilitas oleh sekolah
5.
Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan professional
Pemanfaatan blog
sebagai media e-learning untuk peningkatan kualitas guru dan siswa secara
teknis sangat mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dengan asumsi setiap sekolah
saat ini sudah dilengkapi perangkat computer walaupun itu sangatlah minimal. Keberhasilan dari keseluruhan gagasan ini
nantinya ditentukan oleh tingkat kretifitas masing-masing guru dalam
menyediakan materi dan menarik perhatian siswa. Jika gagasan ini diterapkan
secara massive dan konsisten
diseluruh sekolah penjuru Indonesia, maka dengan segera masalah-masalah
kependidikan indonesia akan teratasi dan Indonesia akan menjadi negara yang
memiliki lulusan terbaik dan memiliki SDM dengan daya saing tinggi di kancah
internasional.
DAFTAR PUSTAKA
______, ”Spiralisasi Pengetahuan: Teknik Menghidupkan Pengetahuan Kita”,
Ilmu Komputer.Com, 2003.
______,”Strategi Membangun Ko-munitas Maya: Studi Kasus IlmuKomputer.Com”,
Semi-nar MIFTA 2004: Urgensi Penggunaan IT Sebagai Upa-ya Akselerasi Menuju
Kema-juan Umat, MIFTA, 2004.
______, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.
______,Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, 11 Desember
2003.
Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat,
Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar &
Workshop, ITB,
Cross, Jay and Ian Hamilton, “Beyond eLearning”, Inter-net Time Group
Dublin, L. and Cross, J., “Imple-menting eLearning: getting the most from your elearning investment”, the ASTD Inter-national Conference, 2003.
Dublin, L. and Cross, J., “Imple-menting eLearning: getting the most from your elearning investment”, the ASTD Inter-national Conference, 2003.
Delio, Michelle, “Report: Online Training ‘Boring’, Wired News”, located at
www. wired.com/news/business/0,1367,38504,00.html Glossary, “Glossary of
e-Learning Terms”, LearnFrame.Com, 2001.
Dick, G.,
Case, T., Ruhlman, P., Van Slyke, C., & Winston, M. (2006). Online Learning
in the Business Environment. CAIS , 17, 895-904.
Huynh,
M. Q., Umesh, U. N., & Valacich, J. S. (2003). E-learning as an Emerging
Enterpreneurial Enterprise in Universities and Firms. CAIS , 12, 48-68.
Ismail Fahmi, “Konsorsium Indonesia DLN : Konsorsium Jaringan Perpustakaan
Digital Indonesia, Sebuah Wacana For a Networked Information Society, Indonesia
DLN”, http://www.indonesiadln.org/Open.html?target=consortium/ proposal.html,
2005.
Meissonier,
R., Houzé, E., Benbya, H., & Belbaly, N. (2006). Performance Factors of a
"Full Distance Learning": The Case of Undergraduate Students in
Academic Exchange. CAIS , 18, 239-258.
Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal
Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
O'Reagan, K. (2003). Emotion and E-Learning. JALN , 7 (3),
78-92.
Romi Satria Wahono, “Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis”,
IlmuKomputer.Com, 2003.
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis,
http://www.ilmukomputer.com, 2003.
Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia,
Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
0 komentar:
"Kalau mau Copy-Paste artikel boleh saja, tapi sumbernya ke blog ini"