Jumat, 16 November 2012

Makalah : PEMANFAATAN BLOG SEBAGAI MEDIA E-LEARNING UNTUK PENINGKATAN KUALITAS GURU DAN SISWA


PEMANFAATAN BLOG SEBAGAI MEDIA E-LEARNING
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS GURU DAN SISWA

A.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis.

Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien.
Fungsi inilah yang akan kita manfaatkan sebagai media e-learning (pembelajaran elektronik). e-learning adalah sarana pembelajaran interaktif, dimana para guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan media internet. Yaitu dengan cara mewajibkan setiap guru untuk memiliki sebuah blog. Dengan demikian, setiap tugas-tugas dan materi akan diunggah ke blog yang nantinya bisa dengan mudah diakses dan diunduh oleh siswa. Selain itu siswa juga bisa mengungkapkan keluh kesahnya di dalam blog tersebut melalui kotak komentar.
Makalah ini bertujuan merumuskan konsep untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan guru disekolah. Konsep tersebut ditunjang oleh teori penerapan e-learning atau pembelajaran elektronik. Gagasan ini ditulis dengan analisis dari beberapa permasalahan yang terjadi di sekolah-sekolah di indonesia. Yaitu penggunaan modul konvensional yang kurang maksimal. Selain itu untuk mengurangi beban biaya yang ditanggung sekolah dan siswa yang harus membeli modul, sedangkan bagi sekolah penerima dana bos tidak diperkenankan pembelian modul. Sebagai catatan, pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 12 tahun mulai tahun 2012 nanti. Sehingga modul dapat dibuat oleh guru masing-masing mata pelajaran dan bisa diakses atau diunduh oleh siswa secara gratis.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa rendahnya kualitas guru saat ini terjadi karena guru hanya berpegangan pada modul yang sumbernya (penulisnya) belum diketahui secara jelas kualitasnya serta kurang mengusainya guru pada modul yang dipakai. Sehingga dengan pembuatan modul sendiri oleh guru yang bersangkutan akan lebih maksimal penyampaian materi oleh guru didalam kelas karena disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
2.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kondisi model pembelajaran saat ini?
2.    Bagaimana model pembelajaran modern yang lebih baik dari sebelumnya?
3.    Siapa saja pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan model pembelajaran blog?
4.    Bagaimana langkah-langkah untuk mengimplementasikan model pembelajaran blog?
3.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui kondisi model pembelajaran saat ini.
2.    Untuk mengetahui model pembelajaran modern yang lebih baik dari sebelumnya.
3.    Untuk mengetahui pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan model pembelajaran blog.
4.    Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mengimplementasikan model pembelajaran blog.







B.  PEMBAHASAN
1.    Kondisi Model Pembelajaran Saat Ini
Saat ini, masih banyak digunakan model-model pembelajaran konvensional di ranah pendidikan kita. Model pembelajaran konvensional didalamnya meliputi berbagai metode yang berpusat pada guru. Metode-metode tersebut meliputi ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori. Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
a.    Metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
b.    Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c.    Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
d.   Guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e.    Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.    Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b.    Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c.    Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
d.   Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, matari pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok. Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
a.    Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b.    Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.    Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.    Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
b.    Terkadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c.    Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang terkadang  tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d.   Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
2.    Model Pembelajaran Modern
Metode atau model pembelajaran merupakan factor penting dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran modern tidak hanya guru yang dituntut untuk aktif, namun keaktifan siswa lebih diutamakan. Upaya yang dilakukan oleh beberapa ahli dan perguruan tinggi di indonesia adalah penerapan pembelajaran elektronik di sekolah. Hal ini terjadi untuk meningkatkan kualitas guru dan siswa.
Ø Sistem Pembelajaran elektronik
Sistem pembelajaran elektronik  (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Ø  Model Pembelajaran On-Line
Ada dua model pengem-bangan materi pembelajaran on-line. Pada model pertama, dosen mem-bangun materi dengan komputernya sendiri dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan dipelajari secara off-line dengan cara down-load dari internet atau dari rekaman CD yang dibagikan.
Pada model kedua, guru membangun materi pembelajaran dengan fasilitas pengembangan materi secara on-line (melalui blog). Materi pembelajaran diunggah kedalam blog sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh di blog. Siswa hanya bisa mengikuti pembelajaran secara utuh melalui blog yang sama secara on-line. Dengan model ini, distribusi off-line hanya bisa dilakukan setelah pengem-bangan materi pembelajaran selesai seluruhnya atau bab per bab.
Sistem pembelajaran on-line yang paling rumit adalah penye-lenggaraan ujian. Umumnya ujian masih harus dilakukan secara tradi-sionil atau konvensional, belum ditemukan cara pelak-sanaan ujian yang efektif (Prastowo, 2004). Sifat ujian adalah untuk menguji siswa secara individu sehingga pemakaian jaringan internet akan memberi kemudahan pada siswa untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga hasil evalusi dapat menjadi bias. Namun, ujian on-line dapat digunakan kalau bentuk ujian tersebut adalah penyusunan makalah dengan suatu tema yang ditetapkan guru. Akan lebih menarik jika tema itu dapat bervariasi tiap siswa atau dalam setiap kelompok yang berbeda. Bentuk ujian seperti ini tentulah ujian take home dan bukan ujian di kelas.
Berkaitan dengan pembelajaran on-line (e-learning), banyak informasi yang dapat digali dari internet, misalnya situs yang beralamat di http://www.e-learningguru.com/links.htm yang menyajikan situs-situs e-learning yang telah dikelompokkan.
Ø  Pengaruh E-Learning Bagi Pendidikan Sekolah
Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat "fasilitator" dan siswa sebagai "peserta aktif" dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang sekali ditemui distance learning yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. E-learning hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Seringkali pendidikan jarak jauh dihubungi mengenai kolaborasi terhadap membuat situs e-learning, seringkali pula e-learning dihubung-hubungkan dengan pembelajaran berbasis TIK. Padahal e-learning bukanlah satu-satunya solusi untuk pembelajaran distance learning ataupun pembelajaran berbasiskan TIK. E-learning hanyalah salah satu teknologi dari sekian banyak teknologi pendidikan. Sebagai salah satu teknologi pendidikan, maka mutu akhirnya 100% tergantung mutu konten dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalaupun berhasil atau gagal tergantung konten dan proses pengajaran, bukan teknologinya (Philip R. : 2007).
Strategi e-learning merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi. Setiap guru mata pelajaran akan memiliki blog tersendiri sebagai media e-learning yang murah karena bersifat gratis. Dan setiap siswa dapat mengakses semua materi yang akan dan pernah diajarkan. Strategi ini bisa menjadi pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi siswa dan guru. Karena kedua pihak dituntut berkreatifitas untuk menciptakan variasi-variasi pembelajaran yang bermacam-macam sehingga pelajaran tidak berkesan monoton, semu, dan abstrak.
3.    Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan model pembelajaran blog
1.    Pemerintah melalui sekolah
Sarana dan prasarana sangat penting untuk menciptakan pembelajaran berbasis E-Learning melalui blog, oleh karena itu, pihak penyelenggara pendidikan, dalam hal ini pemerintah melalui sekolah, dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk mengakses Internet di tiap sekolah.
Penyediaan fasilitas ini bertujuan agar para pelaku pendidikan dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses Internet. Fasilitas tersebut dapat berupa perangkat komputer, paket instalasi jaringan komputer, serta panduan pelaksanaan teknis yang dapat berupa seminar atau workshop. Hal tersebut bertujuan agar Internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Penyediaan layanan Internet di sekolah sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi (Salma dan Siregar, 2008).
2.    Guru
Peran guru dalam membangun kultur pembelajaran e-learning  melaui blog sangatlah penting. Disini guru dituntut untuk menguasai pembuatan dan pengoperasian blog serta menyediakan materi-materi pembelajaran sekreatif mungkin sehingga siswa yang bersangkutan selalu tertarik untuk mengikuti semua materi yang diajarkan.
Guru juga bisa mendampingi siswa dalam memperkenalkan blog yang nantinya juga akan dimanfaatkan siswa untuk berbagi informasi tentang segala hal.
3.    Siswa
Siswa merupakan pihak yang sangat penting dalam menunjang pembelajaran elektronik berbasis blog ini, hal ini karena sebagian besar pengguna Internet di Indonesia adalah orang-orang dalam usia muda, lebih khusus lagi dalam usia remaja yang masih banyak duduk di bangku sekolah.
Saat mengakses Internet, banyak aktivitas yang dilakukan oleh para siswa, seperti mengirim dan menerima e-mail, chating atau mengobrol lewat Internet, dan yang paling sering dilakukan adalah membuka situs-situs Internet, seperti penyedia layanan unduh lagu, film, software, e-book dan lain sebagainya yang sebenarnya sebagian besar dibangun menggunakan jasa layanan blog gratis seperti wordpress, blogger dan masih banyak lagi.
Sehingga jika para siswa ini sudah digiring untuk melakukan aktifitas download dan sharing yang berdasarkan pendidikan maka akan semakin banyak materi pendidikan yang ada di Internet dan dapat digunakan untuk memperkaya khasanah pendidikan di Indonesia.
4.    Langkah-langkah mengimplementasikan model pembelajaran blog
Terdapat beberapa langkah pelaksanaan yang digunakan oleh para guru dan siswa dalam memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran alternatif dalam rangka menciptakan variasi belajar pada siswa. Metode ini menekankan peran guru, sebagai fasilitator pembelajaran, aktif menulis dan mencari sumber informasi dari berbagai sumber, dan peran siswa sebagai pembelajar. Adapun langkah-langkah dalam memanfaatkan blog dalam meningkatkan kualitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama: Pengenalan blog pada guru
Pembelajaran dengan memanfaatkan blog sebagai medianya sangat mungkin untuk diterapkan pada sekolah. Seorang guru yang memegang mata pelajaran harus memiliki akun blog dahulu agar bias menggunakan fasilitas blog yang telah tersedia. Blog sendiri bersifat gratis dan siap pakai. Banyak sekali fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh blog seperti kotak komentar, tempat posting dan lain sebagainya. Dalam pembuatan blog tidaklah diperlukan waktu yang lama.bahkan tidak sampai 2 jam nuntuk membuat 1 blog.
Hal inilah yang harus diketahui dan dimanfaatkan oleh guru. Pemerintah melalui sekolah akan mengadakan seminar atau workshop tentang pembuatan dan penggunaan/pemanfaatan blog.sehingga nantinya setiap guru akan mempunyai satu blog tersendiri yang akan diisi dengan materi-materi dalam bentuk tulisan maupun e-book yang bias di unduh oleh siswa dan semua orang.
Langkah Kedua: Pemanfaatan blog oleh siswa dan guru
Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas komputer dan Internet, atau bagi sekolah yang berada di kota-kota besar sehingga para siswa dan gurunya lebih sering mengakses Internet, metode kedua ini sangat tepat untuk diterapkan. Karena siswa-siswa dan guru memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggunakan Internet, para siswa dan guru ini seharusnya mampu mengelola blog dengan baik.
Kelebihan yang cukup signifikan dari metode kedua ini dibandingkan dengan metode pertama adalah bahwa para siswa akan memiliki semangat yang lebih dalam berkompetisi dengan teman-temannya. Bahkan bukan hanya siswa yang akan berkompetisi, gurupun akan saling berkompetisi dengan guru lain untuk menyediakan berbagai materi yang dikemas semenarik mungkin. Siswa dan gurupun bisa saling berkomunikasi secara tak langsung dengan kotak komentar. Bahkan guru lain yang memiliki blog pun bisa bertukar link untuk saling berbagi informasi.
Setiap materi yang akan disajikan dikelas diunggah oleh guru sehingga bisa diunduh siswa kapanpun untuk belajar. Selain materi pembelajaran, soal-soal atau tugaspun juga bisa di postingkan oleh guru yang akan dengan mudah diakses siswa. Untuk pembelajaran didalam kelaspun bisa dikurangi jam belajarnya namun bobot materi yang diajarkan tetap. Untuk mengejar materi yang memang banyak, bisa dituangkan lewat blog juga. Sehingga pembelajaran lebih berkesan, menarik, maksimal dan mudah dipahami karena dibuat menyesuaikan kemampuan rata-rata siswanya.
C.  PENUTUP
1.    Kesimpulan
Pemanfaatan blog sebagai media e-learning untuk peningkatan kualitas guru dan siswa ini memanfaatkan fungsi blog yang tersedia secara gratis di dunia maya secara bebas dalam bidang pendidikan.
Peningkatan kualitas guru dan siswa akan tercapai ketika guru diuji dengan kreatifitasnya dalam meninyajikan materi semenarik mungkin. Sedangkan peningkatan kualitas siswa akan tercapai ketika siswa tertarik dan selalu penasaran dengan materi-materi yang disediakan oleh guru. Sehingga kemauan untuk belajar siswa akan meningkat.
Adapun langkah-langkah dalam memanfaatkan blog dalam meningkatkan kualitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:
1.        Diadakannya training, workshop, atau seminar oleh pemerintah melalui sekolah tentang pengenalan dan pembuatan blog kepada seluruh guru .
2.        Diadakannya pelatihan pembuatan materi yang menarik dan kreatif kepada guru
3.        Pengenalan blog kepada siswa oleh sekolah
4.        Penyediaan fasilitas oleh sekolah
5.        Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan professional
Pemanfaatan blog sebagai media e-learning untuk peningkatan kualitas guru dan siswa secara teknis sangat mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dengan asumsi setiap sekolah saat ini sudah dilengkapi perangkat computer walaupun itu sangatlah minimal. Keberhasilan dari keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh tingkat kretifitas masing-masing guru dalam menyediakan materi dan menarik perhatian siswa. Jika gagasan ini diterapkan secara massive dan konsisten diseluruh sekolah penjuru Indonesia, maka dengan segera masalah-masalah kependidikan indonesia akan teratasi dan Indonesia akan menjadi negara yang memiliki lulusan terbaik dan memiliki SDM dengan daya saing tinggi di kancah internasional.       




DAFTAR PUSTAKA

______, ”Spiralisasi Pengetahuan: Teknik Menghidupkan Pengetahuan Kita”, Ilmu Komputer.Com, 2003.  
______,”Strategi Membangun Ko-munitas Maya: Studi Kasus IlmuKomputer.Com”, Semi-nar MIFTA 2004: Urgensi Penggunaan IT Sebagai Upa-ya Akselerasi Menuju Kema-juan Umat, MIFTA, 2004.
______, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.
______,Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi, 11 Desember 2003.
Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat,
Budi Rahardjo, Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB,
Cross, Jay and Ian Hamilton, “Beyond eLearning”, Inter-net Time Group
Dublin, L. and Cross, J., “Imple-menting eLearning: getting the most from your elearning investment”, the ASTD Inter-national Conference, 2003.
Delio, Michelle, “Report: Online Training ‘Boring’, Wired News”, located at www. wired.com/news/business/0,1367,38504,00.html Glossary, “Glossary of e-Learning Terms”, LearnFrame.Com, 2001.  
Dick, G., Case, T., Ruhlman, P., Van Slyke, C., & Winston, M. (2006). Online Learning in the Business Environment. CAIS , 17, 895-904.
Huynh, M. Q., Umesh, U. N., & Valacich, J. S. (2003). E-learning as an Emerging Enterpreneurial Enterprise in Universities and Firms. CAIS , 12, 48-68.
Ismail Fahmi, “Konsorsium Indonesia DLN : Konsorsium Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia, Sebuah Wacana For a Networked Information Society, Indonesia DLN”, http://www.indonesiadln.org/Open.html?target=consortium/ proposal.html, 2005.
Meissonier, R., Houzé, E., Benbya, H., & Belbaly, N. (2006). Performance Factors of a "Full Distance Learning": The Case of Undergraduate Students in Academic Exchange. CAIS , 18, 239-258.
Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
O'Reagan, K. (2003). Emotion and E-Learning. JALN , 7 (3), 78-92.
Romi Satria Wahono, “Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis”, IlmuKomputer.Com, 2003.  
Romi Satria Wahono, Strategi Baru Pengelolaan Situs eLearning Gratis, http://www.ilmukomputer.com, 2003.
Soekartawi, Prinsip Dasar E-Learning: Teori Dan Aplikasinya Di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.




Previous Post
Next Post

0 komentar:

"Kalau mau Copy-Paste artikel boleh saja, tapi sumbernya ke blog ini"