Pengertian Subnetting Classful
NAMA KELOMPOK 9 : 1.Gilang Ramadhan P.S/10
2.Gigih Okfisyahbana/9
3.Ismail Husein/18
2.Gigih Okfisyahbana/9
3.Ismail Husein/18
A.Classfull
Classfull adalah pengalaman IP yang dibagi menurut kelasnya. Ada lima kelas
yang berbeda dan ini adalah kelas yang berpengaruh terhadap ukuran jaringan.
Empat bit yang pertama dari alamat IP dimanfaatkan untuk mengidentifikasi
kelas.
Contohnya, dari 5 kelas, A, B, C, D, dan E, kelas A – C digunakan untuk
jaringan unicast, kelas D digunakan untuk jaringan multicast, dan kelas E
dipersiapkan untuk penggunaan di masa mendatang. Bit untuk identifikasi kelas
dapat diuraikan sebagai berikut:
·
A = 1 bit pertama IP Address 0
·
B = 2 bit pertama IP Address 10
·
C = 3 bit pertama IP Address 110
·
D = 4 bit pertama IP Address 1.110
·
E = 4 bit pertama IP Address 1.111
Tetapi permasalahan muncul dengan adanya
arsitektur ini, bahwa ukuran jaringan tersebut terlalu besar. ini mengurangi
tingkat fleksibilitasnya ini menyebabkan pemborosan beberapa alamat.
Classful ip address mempunyai
sejumlah masalah :
1. Terlalu
sedikit network address untuk jaringan yang besar (address class A dan clasas B
telah lenyap
2. Hierarki
2 tingkat tidak sesuai utk jaringan besar dg address Class A dan Class B
3. Tidak
fleksibel. Misalkan perusahaan memerlukan 2000 address
-Address class A dan B
berlebihan (overkill!)
-Address class C tidak
mencukupi (memerlukan 10 address class C)
4. Tabel Routing
Membengkak. Routing pada backbone Internet memerlukan satu entry untuk tiap
network address. Pd 1993 ukuran tabel routing mulai melebihi kapasitas router.
5. Internet
memerlukan address lebih dari 32-bit dari beberapa alasan diatas maka sekarang
IP CLASSFUL tidak dipakai lagi,dan beralih ke IP CLASSLESS.
b. Classless
Classless secara
sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan
kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless
dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan
cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal
dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi
tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang
prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda,
yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat
memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
Metode classless
addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain
Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address
yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga denganNetwork
Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address
digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan
panjang network prefix ini dalam bit.
B.IP Classless
IP classless berarti IP yang tidak mempunyai kelas, perbedaan mendasar antara IP classless dan IP classfull adalah penggunaan tanda prefik atau slash (/) dibelakang IP address yang bersangkutan,contoh : 192.168.10.0/27 , apabila ditelusuri, IP tersebut memiliki susunan bit sebagai berikut:
Jumlah IP yang dapat dipakai pada host adalah sebanyak 30. yaitu dari 192.168.10.1sampai 192.168.10.30. itu adalah pada group IP Network yang pertama. untuk mencari grup network yang selanjutnya, tinggal tambahkan Broadcast IP Address Network pertama (192.168.10.31) dengan angka 1 pada byte terakhir, sehingga grup network yang ke-2 memiliki IP Network 192.168.10.32. selanjutnya, dengan cara yang sama seperti diatas, tentukan host IP address network ini berdasarkan jumlah yang telah ditentukan (30 host). sehingga pada grup IP Network yang ke-2 baris IP yang dipakai adalah:
- network IP : 192.168.10.32/27 (IP Address yang menyatakan alamat network)
- 1st IP : 192.168.10.33/27 (IP
Address pertama yang dapat digunakan host)
- last IP : 192.168.10.62/27 (IP
Address terakhir yang dapat digunakan host)
- Broadcast IP : 192.168.10.63/27 (IP
Address untuk menirim paket secara massal)
Untuk grup IP Network yang selanjutnya dapat kita cari sendiri berdasarkan pola yang sama seperti diatas. perlu diingat, bahwa IP grup network pertama tidak bisa berhubungan dengan IP pada network ke-2 dan IP network lainnya.hal inilah yang menjadi keunggulan daripada IP Address dengan tipe Classless, dimana jumlah host yang dapat terhubung bisa kita lebih persempit. di kantor-kantor teknik IP Classless ini dapat diimplementasikan sehingga komputer karyawan tidak bisa terhubung dengna komputer bos. bagaimana jika dalam implementasinya kita ingin menghubungkan 2 buah komputer saja?,anda tinggal menggunakan IP dengan prefiks /30.
c. Subnetting
Pada dasarnya
subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan
me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya
adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyakjumkah subnet,
semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan hostbit.
Subnetting adalah
teknik untuk membagi atau memecah atau bahkan untuk memotong blok IP address
IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang lebih kecil. Subnetting
juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa subjaringan
(sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing memiliki alamatnya
sendiri. Secara umum terdapat beberapa tujuan dari melakukan subnetting, yaitu:
a. Untuk mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil
dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
b. Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada
jaringan besar yang jumlah hostnya hampir mencapai 254 atau bahkan lebih dengan
cara membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil yang kemudian
dihubungkan dengan perangkat router.
c. Untuk memotong jumlah host yang dapat terhubung ke
jaringan dengan alasan keamanan.
d. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan
subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing
dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum
membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada
tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IPAddress yang
dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),metode ini
menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix,
panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan
sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkanpada semua
kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.Menggunakan
metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidakberkelas
sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Notasi slash
seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal sebagai notasi
CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya diketahui bahwa mask
tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.
Contoh :
255.255.255.224
atau
11111111 11111111 11111111 11100000
Di dalam mask tersebut terdapat sebanyak 27 bit 1
Penulisan alamat
dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan seperti berikut :
e. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan IP
Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan
suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jikamenggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya
atau dengan kata lain sebagai IP address local danIP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Metode VLSM ataupun
CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan
dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasikekurangan IP Address tersebut.
Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat
terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun
institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network
ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam penerapan IP
Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan
internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, routing
protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix
untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan
lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP1-2), semua perangkat
router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang
menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perhitungan menggunakan
VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah
kembali menggunakan VLSM.
f. IP Public dan IP Private
IP Public adalah
adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya harus diregistrasi (ke badan
penyalur IP address tentunya, maksudnya supaya tidak bentrok) karena IP ini
dapat berkeliaran di lalu lintas jaringan internet melewati router-routernya.
IP private adalah
jenis IP yang saat akan menggunakannya tidak perlu diregistrasi sebab oleh
router (ini semacam penggiring bola di internet) IP jenis ini tidak akan
diteruskan kemana-mana.
Komputer yang
menggunakan IP private tidak dikenal di internet sedangkan yang menggunakan IP
publik dapat dikenal di internet. Yang termasuk IP private adalah yang masuk
dalam kelompok berikut :
10.0.0.1 s/d
10.255.255.254
172.16.0.1 s/d
172.31.255.254
192.168.0.1 s/d 192.168.255.254
Cara Kerja Pelaksanaan
Langkah-Langkah 1 (Mengkonversikan IP
Address menjadi bilangan biner)
a. IP
address memiliki 4 oktet atau 8 bit sehingga di simulasikan dengan B1.B2.B3.B4
→ b7. b6. b5. b4. b3. b2. b1. b0.
B2. B3. B4.
b. Untuk
memudahkan B1 dijabarkan seperti cara diatas, untuk B2 sampai B4 juga sama
dijabarkan seperti contoh.
c. Karena
ada 8 bit maka untuk nilai setiap bit secara urut adalah
128 | 64 | 32 | 16 | 8 | 4 | 2 | 1
d. Maka
untuk mengkonversikan 24.10.10.10, mengkoversikan terlebih dahulu B1 yaitu 24.
e. Konversi
biner hanya ada nilai 0 dan 1. Jika benar maka ditulis 1 dan jika salah ditulis
0.
f. Karena
24 mendekati 16, maka untuk nilai 128, 64 dan 32 diberi 0 dan nilai 16 diberi
nilai 1. Untuk mencapai nilai 24 maka 16 harus ditambah dengan 8, maka untuk
nilai 16 dan 8 diberi nilai 1. Sedangkan untuk nilai 4, 2, 1 diberi nilai 0.
Sehingga terbentuk bilangan biner : 00011000.
g. Pada
B2 sampai B4 menghitungnya sama dengan B1.
Langkah-Langkah 2 (Menentukan jenis
kelas dan IP Public/Private)
a. Masih
menggunakan langkah (a-b) pada mengkonversikan IP address menjadi bilangan
biner.
b. Pada
IP versi 4 terdapat 5 kelas yang digunakan yaitu kelas A, B, C, D, dan E.
c. Pada
kelas A nilai dari b7 adalah 0 dan b6 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 0.0.0.0.
dan batas atasnya adalah adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
01111111.I.I.I atau sama dengan 27-1 = 128-1 = 127. Jadi untuk
kelas A batas bawah adalah 0 dan batas atas adalah 127.
d. Pada
kelas B nilai dari b7 adalah 1, b6 adalah 0 dan
b5 - b0 nilainya terserah. Batas bawahnya
adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 10000000.0.0.0. atau sama dengan 128
dan batas atasnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 10111111.I.I.I
atau sama dengan 128+0+64+32+16+8+4+2+1=191. Jadi untuk kelas B batas
bawah adalah 128 dan batas atas adalah 191.
e. Pada
kelas C nilai dari b7 dan b6 adalah 1, b5 adalah
0 dan b4 - b0 nilainya terserah. Batas bawahnya
adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11000000.0.0.0. atau sama dengan
128+64=192 dan batas atasnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11011111.I.I.I atau sama dengan 128+64+0+16+8+4+2+1=223. Jadi untuk kelas
C batas bawah adalah 192 dan batas atas adalah 223.
f. Pada
kelas D nilai dari b7, b6, b5 adalah
1, b4 adalah 0 dan b3 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11100000.0.0.0. atau sama dengan 128+64+32=224 dan batas atasnya adalah secara
terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11101111.I.I.I atau sama dengan
128+64+32+0+8+4+2+1=239. Jadi untuk kelas C batas bawah adalah 224 dan
batas atas adalah 239.
g. Pada
kelas E nilai dari b7, b6, b5, b4 adalah
1, b3 adalah 0 dan b2 - b0nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11110000.0.0.0. atau sama dengan 128+64+32+16=240 dan batas atasnya adalah
secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11110111.I.I.I atau sama dengan
128+64+32+16+0+4+2+1=247. Jadi untuk kelas C batas bawah adalah 240 dan
batas atas adalah 247.
h. Untuk
menentukan IP public atau private digunakan acuan pada IP private. Jika IP
private pasti menggunakan IP :
· 10.
xxx . xxx . xxx
· 192.168.
xxx . xxx
· 172.16.0.0
sampai 172.31.255.255
Selain IP tersebut maka IP lain
adalah IP Public.
Langkah-Langkah 3 (Subnetting)
a. Pahami
kelas network tiap kelas :
Oktet
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kelas A
|
Network
|
Host
|
||
Kelas B
|
Network
|
Host
|
||
Kelas C
|
Network
|
Host
|
b. Pahami
alamat network atau subnet dan broadcast :
Network
: ketika nilai bit “host” berlogika 0
· 192.168.10.10
→ karena kelas C sehingga host ada di oktet ke-4
192.168.10.0
Broadcast
: ketika nilai bit “host” berlogika 1
· 192.168.10.10
→ karena kelas C sehingga host ada di oktet ke-4
192.168.10.1 → 192.168.10.255 → karena
1 bit bernilai 255
c. Untuk
menghitung CIDR adalah misalnya /26, tentukan subnet masknya yaitu :
· IP
: 192.168.10.0/26
SM : 255.255.255.0
Bit : 11111111 . 11111111 . 11111111
. 00000000 → bit awal pada subnet mask awal, terdapat 24 karena setiap oktet
terdapat 8 bit. Karena dibutuhkan 26 bit maka :
Bit : 11111111 . 11111111 . 11111111
. 11000000 → didapatkan 26 bit. Jadi diperoleh subnet mask :
SM : 255.255.255.192 → 192
didapatkan dari 2 bit yang telah ditambahkan yaitu 128 + 62 = 192
d. Untuk
menghitung jumlah subnet digunakan rumus 2x , x diambil
dari banyaknya bit yang berlogika 1. Jadi :
· 2x =
22 = 4 subnet
e. Untuk
menghitung jumlah host digunakan rumus 2y – 2 , y
diambil dari banyaknya bit yang berlogika 0. Jadi :
· 2y –
2 = 25 – 2 = 62 host/subnet
f. Untuk
menghitung subnet yang valid, hitung dahulu blocksize-nya dengan
rumus blocksize = 256 – subnet mask. Jadi :
· Blocksize
= 256 – 192 = 64
· Alamat
network / subnet yang valid :
0
64
128
192
+64
+64
+64
Subnet yang valid : 192.168.10.0
--- 192.168.10.192
· Alamat
broadcast (satu IP sebelum subnet berikutnya) :
63
127
191
255
g. Host
yang valid berada di antara alamat network dan alamat broadcast :
· 1
– 62 ; 63 – 126 ; 129 – 190 ; 193 – 254
0 komentar:
"Kalau mau Copy-Paste artikel boleh saja, tapi sumbernya ke blog ini"